QA009 Suami Belum Saleh, Saya Lelah - Aam Amiruddin
Ceramah Islam Majelis Percikan Iman (MPI) berupa tanya jawab Inspiratif dan solutif dengan Ustadz Dr. Aam Amiruddin, M.Si. Pada video ceramah ini beliau membahas beberapa pertanyaan yang daftarnya ada di bawah ini.
Silakan tonton videonya untuk mendapatkan jawaban yang tuntas.
1. Bolehkah mahar pernikahan diberikan kepada suami untuk modal usaha adik ipar, sekalipun saya tidak ikhlas?
Mahar 100% milik istri dan suami tidak boleh menggunakan mahar tersebut kecuali atas seijin/ridho istri.
Mahar sebagai simbol awal atas kewajiban suami menafkahi istri dan mahar ditentukan oleh calon istri.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
2. Bagaimana cara menagih hutang kepada laki-laki yang dulu pernah dekat, apakah harus didampingi mahram atau bisa saya sendiri?
Untuk menjaga kemaslahatan, mahram (suami Anda) harus tahu, untuk menghindari fitnah.
Keluarga harus menjadi tempat aktualisasi ketakwaan. Harus saling menolong, saling menjaga, saling menghargai.
3. Apakah hukum bagi orang yang tidak pernah meminta maaf dan tidak menyadari kesalahannya?
Bila disakiti orang lain, tinggal maafkan saja, supaya kita lebih sehat.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤)
133. Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit[1], dan orang-orang yang menahan amarahnya[2] dan mema'afkan (kesalahan) orang lain[3]. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan[4].
Memaafkan merupakan perbuatan mulia. Jika ingin bahagia, jangan ada dendam dalam diri kita.
4. Suami belum mempunyai kesalehan yang baik, saya merasa lelah. Bagaimana menyikapinya?
Tidak ada rumah tangga yang datar. Rumah tangga tempat ujian hidup.
Kuncinya harus meningkatkan jiwa maaf, selain mengingatkan dan mendoakan.
Banyak rumah tangga yang terselematkan karena suami/istri mempunyai segudang maaf.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali ‘Imraan: 159)
Rumus dalam kehidupan sosial dan juga rumah tangga:
- Jangan kasar/lembutlah/maafkan
- Doakan
- Ajaklah bicara/musyawarah
- Tawakal pada Allah kalau mempunyai cita-cita.
5. Bagaimana dengan pelaksanaan Shalat Dhuha di sekolah-sekolah yang dilakukan secara berjamaah?
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat dhuha.” (HR Muslim 1181)
Dalam agama, sesuatu yang baik harus selaras dengan hal yang benar/dilakukan dengan cara yang benar dengan berpedoman pada Al Quran dan hadits.