QA015 Cara Hadapi Kematian? - Aam Amiruddin
Ceramah Islam Majelis Percikan Iman (MPI) berupa tanya jawab Inspiratif dan solutif dengan Ustadz Dr. Aam Amiruddin, M.Si. Pada video ceramah ini beliau membahas beberapa pertanyaan yang daftarnya ada di bawah ini.
Silakan tonton videonya untuk mendapatkan jawaban yang tuntas.
1. Bagaimana hukum BPJS?
Itu program pemerintah. Halal menggunakan uang subsidi dari pemerintah.
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًاDan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar. (an-Nisa’: 9)
2. Bagaimana menerapkan hukum bagi orang idiot? Apakah sama seperti perlakuan terhadap orang yang hilang akal?
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ: عَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يَفِيْقَ، وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ.Telah diangkat pena dari tiga golongan: dari orang gila sampai ia sadar, dari orang tidur hingga ia bangun, dan dari anak kecil hingga ia baligh. Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir 3514], Sunan at-Tirmidzi (II/102/693).
Jadi bagi orang idiot termasuk pada 3 kategori tersebut. Termasuk juga orang mabuk (yang terpengaruhi arak/khomer/narkoba).
3. Cara menghadapi kematian?
Kita harus ingat mati yang membawa bersemangat kepada beribadah (produktif dan progresif) dan menjauhi dosa.
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ , أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍHiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari)
Hidup di dunia itu seperti menyeberang jalan
Harus hati-hati. Memperhatikan situasi sekitar dan tetap terus berjalan
Manfaatkan ketika kita sehat,
Gunakan waktu hidup sebelum matimu.
4. Hukum mengerjakan sholat di rumah?
Bagi laki-laki lebih afdhal (utama) shalatnya di mesjid kecuali kepentingan mengimami keluarganya, menghidupkan suasana ruhiyah keluarga.
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةًShalat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian.” (HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650)
6. Merasa dianaktirikan oleh ibu, bagaimana harus bersikap?
Hal yang paling nikmat apabila ditimpa sesuatu yang tidak mengenakan adalah jangan diratapi tapi terima sebagai ujian/cobaan hidup.
Setelah menerima kenyataan kemudian membangun diri Anda.
Nasihat untuk ortu, bersikaplah adil terhadap anak jika ada keberpihakan cukuplah dalam hati saja.
اِتَّقُوا اللهَ وَاعْدِلُوا فِي أَوْلَادِكُمْBertakwalah kalian kepada Allah dan berlaku adillah kalian terhadap anak-anak kalian. (HR Muslim)
7. Bagaimana hukum selfi?
Selama tidak bermaksud sombong/riya tidaklah masalah. Jadi kembali ke niatnya.
8. Manakah yang harus didahulukan, bayar hutang ke suami atau umrohkan orang tua?
Silakan musyawarahkan dengan suami, yang mana yang diridhoi oleh suami; umrohkan orang tua atau bayar utang ke padanya.
Ada 3 hal yang harus disegerakan: menikahkan anak yang sudah ada calonnya dan siap menikah, yang meninggal segera tangani (mandikan, sholatkan, kuburkan), hutang segera bayar (jika sudah ada uangnya)
9. Hadist mengenai adab bercampur suami istri untuk menutup diri tidak bertelanjang bulat, seperti keledai?
Itu berlaku apabila kamar tidak memiliki pintu (hanya gorden) sebaiknya berselimut. Yang paling penting dalam berhubungan adalah tidak ada pihak yang terdzolimi.
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينIsteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. Qs.2:223