Tata Cara dan Doa Sujud Sahwi
Kode Iklan Atas Artikel
Contoh tata cara melakukan sujud sahwi sebelum salam diterangkan dalam hadits ‘Abdullah bin Buhainah,
فَلَمَّا أَتَمَّ صَلَاتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ فَكَبَّرَ فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ
“Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam." (HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570)
Contoh tata cara melakukan sujud sahwi setelah salam diterangkan dalam hadits Abu Hurairah,
فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَسَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ فَرَفَعَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ وَرَفَعَ
“Lalu beliau shalat dua rakaat lagi (yang tertinggal), kemudia beliau salam. Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit." (HR. Bukhari no. 1229 & Muslim no. 573)
Sujud sahwi setelah salam ini ditutup lagi dengan salam sebagaimana diterangkan dalam hadits ‘Imron bin Hushain,
فَصَلَّى رَكْعَةً ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ
“Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah raka’at yang kurang tadi). Lalu beliau salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi." (HR. Muslim no. 574)
Doa Sujud Sahwi
Sebagian dari ulama menganjurkan untuk membaca doa ini ketika melakukan sujud sahwi,سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو
“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw" (Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa).
Tapi dzikir sujud sahwi di atas hanya anjuran saja dari sebagian ulama dan tidak didukung oleh dalil. Ibnu Hajar rahimahullah berkata,
قَوْلُهُ : سَمِعْت بَعْضَ الْأَئِمَّةِ يَحْكِي أَنَّهُ يَسْتَحِبُّ أَنْ يَقُولَ فِيهِمَا : سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو – أَيْ فِي سَجْدَتَيْ السَّهْوِ – قُلْت : لَمْ أَجِدْ لَهُ أَصْلًا
“Perkataan beliau, “Aku telah mendengar sebagian ulama yang menceritakan tentang dianjurkannya bacaan: “Subhaana man laa yanaamu wa laa yas-huw" ketika sujud sahwi (pada kedua sujudnya), maka aku katakan, “Aku tidak mendapatkan asalnya sama sekali."
Sehingga yang tepat tentang bacaan doa sujud sahwi adalah seperti bacaan sujud yang biasa ketika mendirikan shalat. Bacaan yang bisa dipraktekkan adalah seperti,
سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى
“Subhaana robbiyal a’laa" [Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi]
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى
“Subhaanakallahumma robbanaa wa bi hamdika, allahummagh firliy." [Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku]
Dalam salah satu kitab fiqih Syafi’iyah yaitu Mughnil Muhtaj, disebutkan, “Tata cara sujud sahwi sama seperti sujud ketika shalat dalam perbuatann wajib dan sunnahnya, seperti meletakkan dahi, thuma’ninah (bersikap tenang), menahan sujud, menundukkan kepala, melakukan duduk iftirosy ketika duduk antara dua sujud sahwi, duduk tawarruk ketika selesai dari melakukan sujud sahwi, dan dzikir yang dibaca pada kedua sujud tersebut adalah seperti dzikir sujud dalam shalat."
Sebagaimana juga diterangkan dalam fatwa Al Lajnah Ad Daimah (komisi fatwa di Saudi Arabia) saat ditanya, “Bagaimanakah kami melakukan sujud sahwi?"
Para ulama yang duduk di Al Lajnah Ad Daimah lalu menjawab, “Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud setelah tasyahud akhir sebelum salam, dilakukan sebagaimana sujud dalam shalat. Dzikir dan do’a yang dibaca ketika itu adalah seperti ketika dalam shalat. Kecuali jika sujud sahwinya terdapat kekurangan satu raka’at atau lebih, maka ketika itu, sujud sahwinya sesudah salam.
Demikian pula jika orang yang shalat memilih keraguan yang ia yakin lebih kuat,maka yang afdhol baginya adalah sujud sahwi sesudah salam. Hal ini berlandaskan berbagai hadits shahih yang membicarakan sujud sahwi.”
Hal-hal yang Menyebabkan Sujud Sahwi
- Meninggalkan pekerjaan shalat yang termasuk kategori sunat ab'adl baik sebagian atau seluruh.
- Melakukan pekerjaan yang bisa membatalkan shalat (batal jika dilakukan secara sengaja) namun dalam keadaan lupa. Contoh kasus, memanjangkan atau berlama-lama pada waktu i'tidal merupakan contoh hal yang membatalkan shalat jika dilakukan secara sengaja, namun ternyata kita melakukannya tanpa sengaja/lupa. Nah, hal tersebut tidak membuat batal shalat karena lupanya, namun tetap disunatkan melakukan sujud sahwi sebelum salam.
- Memindahkan rukun qouli/ucapan pada bukan tempatnya, contohnya membaca surat al fatihah pada waktu duduk.
- Menambah rukun/pekerjaan shalat, contoh : jika seseorang sedang membaca tahiyat akhir pada shalat maghrib, kemudian timbul keraguan dalam hati bahwa dia merasa belum atau sudah melakukan ruku pada rakaat ke 3. Tanpa pikir panjang dia memantapkan hati bahwa dia belum melakukan ruku, kemudian dari posisi sedang membaca tasyahud langsung beralih ke posisi berdiri menuju takbir ruku sampai akhirnya melakukan tasyahud pada rakaat terakhir. Ketika membaca tasyahud, ternyata timbul lagi ingatan beliau dan merasa yakin bahwa sebetulnya ruku yang tadi diragukan belum dilaksanakan ternyata tidak ditinggalkan. Nah, jika ada kasus seperti ini, maka sebelum salam, lakukan sujud sahwi terlebih dahulu.
Rujukan:
http://www.fimadani.com/tata-cara-doa-sujud-sahwi/
http://www.blogkhususdoa.com/2015/11/bacaan-sujud-sahwi-lengkap-cara-sujud-sahwi.html
Kode Iklan Bawah Artikel